maerquee

Jl. Kunjang No. 10 Badas Tlp.0354-394271 Kodepos 64221 Kediri e-mail : ma_alfatah_badas@yahoo.co.id

Sabtu, 30 November 2013

Sebuah Kisah Sedih

Matanya sembab. Itulah keadaan dia sekarang. Aku melihatnya pada waktu dia melintas di depanku. Dia anggukkan kepala dan berlalu cepat. Cekungan kelopak matanya sangat terlihat jelas,terdapat lingkaran dengan garis dibawah matanya yang tegas menandakan dia tidak terlelap dalam tidur atau mungkin terjaga pada tiap tiap malam. Berwajah amburadul,pertanda hidup dijalaninya dengan seenaknya,tidak teratur. Tidak ada garis kegembiraan sedikitpun pada air mukanya. Tepatnya muram dan berduka yang Nampak.

Semminggu yang lalu,dari kabar temanya,ia tahu bahwa kekasihnya akan melangsungkan pernikahan. Dia terduduk lemah,sampai beberapa saat ia tidak berdaya,tidak bisa lakukan apa apa. Dia mengurung di dalam kamar,hanya menangis dan menangis. Dia abaikan urusan kerja,dia acuhkan segala bentuk perjanjian. Dia tidak peduli dengan kesehatanya. Dia berharap,sangat berharap semua itu bohong belaka,itu hanya mimpi. Dia sungguh mati mencintai kekasihnya. Tapi semua tetap menuju pada sebuah kepastian,sebuah catatan kecil yang ada ditangannya telah menjadi bukti. Kini, dia sudah tidak bisa berharap apa apalagi. Semuanya sudah selesai dan habis.. dia hanya bisa menikmati rambatan kenangan. Dia menunggu kekasihnya datang, berharap mendatanginya lagi dan mengungkapkan lagi cintanya yang tulus dan dengan sukacita dia akan menerimanya,berjanji untuk tidak mengulangi segala perilaku yang menyakiti kekasihnya yang sangat dia kasihi…tapi semua musnah tanpa sisa.
Dia masih menggengam catatan pada kertas kecil yang terlipat. Dengan perasaan kosong dan enggan dia melangkah keluar untuk membuang catatan itu tanpa harus membukanya. Dalam sedih yang tak teraba dia lemparkan pada keranjang sampah diluar rumah. Dalam kegelapan malam dia pergi meninggalkan kota yang sudah membesarkanya. Dalam malam,dalam laju kendaraan tangisnya pecah menghantam kelam.
Jauh disebuah tempat,kekasihnya terdiam. Matanya juga sembab oleh air mata. Dia memutuskan akan mengakhiri hubungan dengannya dan menikah dengan orang lain. Dia memang memberikan catatan pada sebuah kertas,namun itu adalah penawaran. Penawaran untuk bisa mengulang lagi hubungan dengan segala resiko. Kekasihnya tidak bisa berbohong lagi bahwa menjalani hidup tanpa dia hanya akan memberikan rasa perih yang sangat dalam….

Oleh : Lia Febriyanti, S.Pd.
Staf Pendidik di MA. Al Fatah Badas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar, Saran dan Kritik Anda adalah Motivasi Bagi Kami

Blog Ping Site FreeWebSubmission.com BLOGGER INDONESIA