Matanya sembab. Itulah keadaan dia sekarang.
Aku melihatnya pada waktu dia melintas di depanku. Dia anggukkan kepala
dan berlalu cepat. Cekungan kelopak matanya sangat terlihat
jelas,terdapat lingkaran dengan garis dibawah
matanya yang tegas menandakan dia tidak terlelap dalam tidur atau
mungkin terjaga pada tiap tiap malam. Berwajah amburadul,pertanda hidup
dijalaninya dengan seenaknya,tidak teratur. Tidak ada garis kegembiraan
sedikitpun pada air mukanya. Tepatnya muram dan berduka yang Nampak.
Semminggu yang lalu,dari kabar temanya,ia tahu bahwa kekasihnya akan melangsungkan pernikahan. Dia terduduk lemah,sampai beberapa saat ia tidak berdaya,tidak bisa lakukan apa apa. Dia mengurung di dalam kamar,hanya menangis dan menangis. Dia abaikan urusan kerja,dia acuhkan segala bentuk perjanjian. Dia tidak peduli dengan kesehatanya. Dia berharap,sangat berharap semua itu bohong belaka,itu hanya mimpi. Dia sungguh mati mencintai kekasihnya. Tapi semua tetap menuju pada sebuah kepastian,sebuah catatan kecil yang ada ditangannya telah menjadi bukti. Kini, dia sudah tidak bisa berharap apa apalagi. Semuanya sudah selesai dan habis.. dia hanya bisa menikmati rambatan kenangan. Dia menunggu kekasihnya datang, berharap mendatanginya lagi dan mengungkapkan lagi cintanya yang tulus dan dengan sukacita dia akan menerimanya,berjanji untuk tidak mengulangi segala perilaku yang menyakiti kekasihnya yang sangat dia kasihi…tapi semua musnah tanpa sisa.
Dia masih menggengam catatan pada kertas kecil yang terlipat. Dengan perasaan kosong dan enggan dia melangkah keluar untuk membuang catatan itu tanpa harus membukanya. Dalam sedih yang tak teraba dia lemparkan pada keranjang sampah diluar rumah. Dalam kegelapan malam dia pergi meninggalkan kota yang sudah membesarkanya. Dalam malam,dalam laju kendaraan tangisnya pecah menghantam kelam.
Jauh disebuah tempat,kekasihnya terdiam. Matanya juga sembab oleh air mata. Dia memutuskan akan mengakhiri hubungan dengannya dan menikah dengan orang lain. Dia memang memberikan catatan pada sebuah kertas,namun itu adalah penawaran. Penawaran untuk bisa mengulang lagi hubungan dengan segala resiko. Kekasihnya tidak bisa berbohong lagi bahwa menjalani hidup tanpa dia hanya akan memberikan rasa perih yang sangat dalam….
Semminggu yang lalu,dari kabar temanya,ia tahu bahwa kekasihnya akan melangsungkan pernikahan. Dia terduduk lemah,sampai beberapa saat ia tidak berdaya,tidak bisa lakukan apa apa. Dia mengurung di dalam kamar,hanya menangis dan menangis. Dia abaikan urusan kerja,dia acuhkan segala bentuk perjanjian. Dia tidak peduli dengan kesehatanya. Dia berharap,sangat berharap semua itu bohong belaka,itu hanya mimpi. Dia sungguh mati mencintai kekasihnya. Tapi semua tetap menuju pada sebuah kepastian,sebuah catatan kecil yang ada ditangannya telah menjadi bukti. Kini, dia sudah tidak bisa berharap apa apalagi. Semuanya sudah selesai dan habis.. dia hanya bisa menikmati rambatan kenangan. Dia menunggu kekasihnya datang, berharap mendatanginya lagi dan mengungkapkan lagi cintanya yang tulus dan dengan sukacita dia akan menerimanya,berjanji untuk tidak mengulangi segala perilaku yang menyakiti kekasihnya yang sangat dia kasihi…tapi semua musnah tanpa sisa.
Dia masih menggengam catatan pada kertas kecil yang terlipat. Dengan perasaan kosong dan enggan dia melangkah keluar untuk membuang catatan itu tanpa harus membukanya. Dalam sedih yang tak teraba dia lemparkan pada keranjang sampah diluar rumah. Dalam kegelapan malam dia pergi meninggalkan kota yang sudah membesarkanya. Dalam malam,dalam laju kendaraan tangisnya pecah menghantam kelam.
Jauh disebuah tempat,kekasihnya terdiam. Matanya juga sembab oleh air mata. Dia memutuskan akan mengakhiri hubungan dengannya dan menikah dengan orang lain. Dia memang memberikan catatan pada sebuah kertas,namun itu adalah penawaran. Penawaran untuk bisa mengulang lagi hubungan dengan segala resiko. Kekasihnya tidak bisa berbohong lagi bahwa menjalani hidup tanpa dia hanya akan memberikan rasa perih yang sangat dalam….
Oleh : Lia Febriyanti, S.Pd.
Staf Pendidik di MA. Al Fatah Badas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar, Saran dan Kritik Anda adalah Motivasi Bagi Kami