maerquee

Jl. Kunjang No. 10 Badas Tlp.0354-394271 Kodepos 64221 Kediri e-mail : ma_alfatah_badas@yahoo.co.id

Rabu, 27 November 2013

Menulis Memoar Sebagai Peringatan Penanda Jelang Satu Tahun…

Hampir tuntas setahun, kado kecil itu tersimpan dan terbungkus rapi. Menatap lekat kado itu seperti aku memasuki dirimu. Berbelas tahun ribuan hari aku pernah singgah di hati dan pikiran kamu. Aku seperti memasuki dan menemukan masa lalumu. Aku masih bisa menangkap suasanamu. Dengan hati hati aku membersihkan debu yang menempel pada kado yang ada di tanganku. Aku sadari waktu bisa mengubah dan memangkas kenangan.
Hari itu Aku berpikir cepat dan berangan angan untuk memberikan sesuatu dari hasil keringatku sendiri. Dengan pertimbangan yang cermat, aku berhasil membeli dan mendapatkanya untuk kamu.Kamu,...kamu yang sangat berharga bagiku,yang membawaku pada padang halimun,yang melindungiku dari segala marabahaya,yang dengan cepat membopongku ketika aku sakit dan lemah. Aku mengenalmu tanpa sengaja kala itu. Perkenalan iseng yang berbuah percintaan. Mengingatmu membuat darahku berdesir cepat sehingga menghasilkan senyuman kecil. Apa yang mampu dilakukan oleh orang yang sedang jatuh cinta?


Cinta datangnya alamiah dan mandiri yang merupakan Anugrah Tuhan. Cinta datang seperti mozaik kehidupan yang ada di belahan bumi manapun. Tuhan mempertemukan kita kala itu. Entahlah kenapa ada cerita dalam tulisan tuhan tentang pertemuan kita. Bagiku naas hubungan kita ini. Hanya dalam waktu tertentu Aku bisa melihatmu dan menemuimu. Dengan waktu yang kamu tentukan kita bisa menghabiskan malam dengan penuh tawa dan canda. Dengan batas tertentu saja Aku bisa bermanja dan merajuk. Hubungan yang membutuhkan mental dan nyali besar untuk terus terjalin. Keyakinanmu dan ketegasanmu yang membuatku diam dan menikmati hubungan ini tanpa ada rasa takut. Air mata adalah Pemanis hubungan ini,itu yang kamu ucapkan kala itu.....kamu selalu ada didepanku...didepan kegelisahanku. Kamu menggenggam erat tanganku ketika Aku ragu dan limbung ...memelukku erat ketika Aku terguncang dalam tangis. Aku tak ingin itu berlalu sekaligus berubah.
Dengan penghasilan sebagai pekerja bawahan,yang cukup untuk membeli bensin, Aku menyisihkan uang untuk memberi kado kejutan yang ingin Aku persembahkan kepadamu. Aku merahasiakan itu dari kamu karena Aku tahu kamu akan mengolok olok dan menggodaku dengan memanggilku ...cah ilik hehe….. itulah julukan manja darimu untuk aku. Aku Tahu kamu akan tertawa jika membuka kado kecil itu nanti. Aku suka kamu menggangguku..,ketika aku tersenyum kecut,kamu semakin cinta padaku. Kamu tampak begitu sayang dan setia,rela berbuat apa saja,selalu minta maaf jika terlibat pertengkaran sekalipun aku yang bersalah. Bahkan jika kita bertengkar aku selalu menawarkan untuk putus hubungan saja namun kau selalu menunduk sambil mengucapkan kata yang bergetar bahwa kamu tak sanggup untuk berpisah dariku...kamu sungguh dengan kesabaran yang tidak pernah aku mengerti. Pernah kamu menghilang. Aku bingung dan gelisah. Rekaman semua percakapan dan peristiwa denganmu tidak mampu Aku putar kembali hanya untuk mengingatmu. Aku terkepung rindu yang sangat rapat.....huufth kamu sangat menggetarkan. Itulah,…..Semuanya meyakinkanku untuk memberikan kado kecil special untuk kamu hari itu. Rasanya tidak sabar untuk mempersembahkan penampilan paling elok dan indah yang pernah kumiliki...
Hingga datang malam itu. Diberanda teras,aku menunggumu. Entah kenapa aku tidak bisa memastikan seolah sesuatu telah menimpamu yang tidak akan membawamu pulang. Aku menunggumu dengan mengenakan baju terbaik yang kamu suka. Menatap cemas dalam gejolak sukacita ingin segera menyambutmu hangat diantara lalu lalang orang yang melintas dan terus berharap ada kamu ditengah keramaian. Dengan erat aku memegang kado yang ada di tanganku. Detik berlalu…menit…jam waktu terus berjalan…aku tetap duduk disini hingga waktu berubah senja. Aku baru menyadari hari telah gelap diluar sana. Kembali aku menengok jalanan namun sunyi. Dimnakah kamu???Aku sangat merindumu. Aku rindu kamu melebihi percintaan yang melelahkan. Rinduku seperti sungai yang menampung air lalu mengalirkannya terus menerus. Rasa yang terus bergerak tak bosan bosan tak selesai selesai. Kembali aku menatap kado kecil ditanganq ini. Aku usap lembut dengan hati hati tanpa pernah tahu rumusan alasan kenapa tiba tiba air mataku menetes jatuh membasahinya. Aku tetap tidak beranjak dari tempatku menunggu,sambil menghapus air mata,kembali aku edarkan pandangan di jalanan dan kembali berharap kamu melangkah menghampiriku…

Oleh : Lia Febriyanti, S.Pd.
Staff Pendidik di MA. Al Fatah Badas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar, Saran dan Kritik Anda adalah Motivasi Bagi Kami

Blog Ping Site FreeWebSubmission.com BLOGGER INDONESIA