Ketua Pengurus Besar Persatuan
Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Sulistyo menilai, berbagai kegiatan
yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
seringkali tanpa persiapan maksimal. Hal itu, menurutnya, menyebabkan
hasil yang tak maksimal pula. Bahkan, tak memberikan manfaat bagi
peningkatan mutu pendidikan.
Salah satu agenda pendidikan penting
yang dinilainya minim persiapan adalah uji kompetensi guru (UKG). Ujian
ulang bagi 1.020.000 guru tersertifikasi itu dinilai belum dipersiapkan
secara matang. Kelemahan persiapan, di antaranya, mulai dari
pengembangan instrumen, desain kegiatan, penguatan landasan yuridis,
konseptual teoritik, dan antisipasi malpraktik di lapangan.
"Sebenarnya niat kegiatan (UKG) itu baik. Maka PGRI mendukungnya. Tapi sayang jika tak dipersiapkan dengan matang," kata Sulistyo kepada Kompas.com, Kamis (26/7/2012), di Jakarta.
PGRI meminta agar UKG tidak dikaitkan dengan sertifikasi, terlebih dengan penerimaan tunjangan profesi guru (TPG).
"Kami minta UKG bukan untuk menyiksa atau menghukum guru. Karena UKG belum pernah dilakukan dan kita memang tidak punya peta kompetensi guru sejak Indonesia merdeka. Wajarlah UKG harus dilakukan dengan baik," katanya.
"Sebenarnya niat kegiatan (UKG) itu baik. Maka PGRI mendukungnya. Tapi sayang jika tak dipersiapkan dengan matang," kata Sulistyo kepada Kompas.com, Kamis (26/7/2012), di Jakarta.
PGRI meminta agar UKG tidak dikaitkan dengan sertifikasi, terlebih dengan penerimaan tunjangan profesi guru (TPG).
"Kami minta UKG bukan untuk menyiksa atau menghukum guru. Karena UKG belum pernah dilakukan dan kita memang tidak punya peta kompetensi guru sejak Indonesia merdeka. Wajarlah UKG harus dilakukan dengan baik," katanya.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar, Saran dan Kritik Anda adalah Motivasi Bagi Kami