Salah satu kata yg paling berat untuk
saya katakan dan dengarkan adalah kata ‘perpisahan’. Mudah untuk
dituliskan, namun begitu berat untuk dihadapi. Namun mungkin bila tidak
ada kata perpisahan, tidak akan ada kata pertemuan. Kedua kata itu
adalah 2 hal yg tidak bisa dipisahkan. Bila ada pertemuan pasti akan ada
perpisahan. Tatkala Nabi Adam AS diciptakan dan menemukan dirinya
bermukim di surga, beberapa saat kemudian dia harus rela berpisah dengan
surga yang penuh kenikmatan. Nabi Adam AS hijrah ke dunia yang unik,
penuh warna dan tantangan. Inilah mungkin awal mula sejarah kata
pertemuan dan perpisahan dalam sejarah anak manusia.
Siklus pertemuan dan perpisahan ini terus
terjadi dalam kehidupan seseorang dan dalam sejarah peradaban manusia
karena kedua kata itu memang mesti ada ketika manusia ada. Siapapun dia
harus mengalaminya. Pertemuan biasanya diwarnai dengan hal2 yg indah dan
membahagiakan. Perpisahan lebih byk dihiasi dgn kesedihan, keharuan dan
linangan air mata. Jarang kondisi ini terbalik. Pertemuan adalah awal
dari sesuatu yg baru, tapi perpisahan bukanlah akhir dari segalanya.
Mungkin saya termasuk salah seorang yang
harus mengalami siklus ini. Perpisahan dan pertemuan yang silih berganti
dengan seseorang yang menjadikan hidupku penuh warna. Andai kata itu
bisa dihapus dari kamus kehidupan ini, aku akan me-delete-nya secara permanen. Namun kata itu sepertinya adalah hal yg ‘default‘ dlm program kehidupan setiap insan, sehingga mustahil untuk dihilangkan.
*********************
Kini aku sudah sampai kembali di penghujung malam. Kusingkirkan almanak
di atas meja agar aku tidak menghitung berapa malam yang mesti kulewati
tanpa dirinya. Penantian yang berkepanjangan adalah hal cukup
menyengsarakan. Menunggu pertemuan kembali adalah pekerjaan yang berat
dan menegangkan. Kata orang penantian bisa menjadi hal yang
membahagiakan bila kita menikmatinya dan mengisinya dengan hal2 yang
bermanfaat. Namun secara jujur kukatakan, amat sulit untuk menikmatinya.
Kadang malah menyiksa… Perpisahan yg berat, namun harus dijalani
kembali demi menggapai sebuah mimpi. Aku hanya bisa menyemangati diri
sendiri. Ruang kembali memisahkan cintaku…
Hari-hari terasa begitu lama untuk dilewati. Apakah sehari telah berubah
jadi 48 jam ? Sepertinya tidak, tapi kadang saya merasa seperti itu.
Waktu seakan merangkak seperti siput yg ingin melewati jembatan
Suramadu. Rindu yang membuncah seakan tak terbendung. Andai aku bisa,
aku akan menggulung waktu kedepan dan memotong pita perjalanan hidupku
untuk beberapa waktu. Jika Doraemon ada di sini, aku akan memintanya
untuk meminjamkan mesin waktu atau pintu ajaib miliknya. Ingin rasanya
raga ini terbang ke suatu tempat walau tanpa baling-baling bambu.
Menemui cintaku.
Muhammad Jubir
Akhirussanah dan Wisuda Purna Siswa Yayasan Pendidikan Al Fatah Badas Tahun Pelajaran 2011/2012 dilaksanakan pada :
Demikian Pengumuman Harap Menjadi Maklum.
EO "Nawawie"
Hari, Tanggal
|
: Sabtu, 23 Juni 2012
|
Pukul
|
: 07.00 WIB – Selesai
|
Tempat
|
: Halaman MA. Al Fatah Badas
|
Demikian Pengumuman Harap Menjadi Maklum.
EO "Nawawie"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar, Saran dan Kritik Anda adalah Motivasi Bagi Kami